Senin, 28 Maret 2011

Kalau Terpaksa Serumah Dengan Mertua


           Banyak kesulitan yang dapat timbul dalam rumah tangga, di antara suami isteri hanya gara-gara ibu atau ayah mertua. Perselisihan paham sering timbul dalam sebuah rumah tangga hanya karena kebetulan orang tua salah satu pihak serumah tinggal dengan rumah tangga itu. Perlakuan isteri yang tampaknya kurang memadai atau kurang seimbang terhadap mertuanya membuat sang suami tidak merasa adil.
            Bagi sebuah rumah tangga yang oleh karena beberapa masalah, baik karena tekanan ekonomi, usia lanjut, dan lain sebagainya,membuat mereka harus tinggal serumah dengan orang tua atau mertua sering menghadapi kesulitan yang mungkin hanya bermula dari soal-soal kecil, dan kemudian meluas sampai pada konflik yang lebih serius. Dan tampaknya, meskipun suami dan isteri berusaha sungguh-sungguh membendung masalah serupa itu, namun ada-ada saja biang keladi yang menimbulkan masalah lain yang membuat timbulnya suasana kurang beres dalam kehidupan rumah tangga. Dan banyak suami isteri di dunia ini tidak sempat menikmati romantika hidup berumah tangga hanya gara-gara mertua itu. Tidak heran orang Eropa dan Amerika tidak senang hidup bersama orang tua dan mertua, lalu menitipkan mereka di dalam panti-panti sosial atau rumah-rumah jompo.
            Memang terasa sekali timbulnya efek-efek yang kurang enak kalau tinggal serumah dengan mertua. Apakah keadaan itu suatu keadaan yang alami, ataukah karena dorongan modernisasi yang menyebabkan rasa sosial dan kasih jadi luntur, agaknya sukar dipahami sepenuhnya. Yang jelas dapat dilihat bahwa banyak rumah tangga kurang tenteram gara-gara mertua. Sengketa yang lebih sering timbul di antara suami isteri bermula dari mertua. Barangkali karena ketidakmampuan membiayai mereka, atau karena mertua itu sendiri tidak tahu diri, turut mengurusi rahasia, dan hak-hak anak dan menantu, rewel dan bersifat menguasai, menimbulkan kejengkelan anak atau menantu itu. Kurang pengertian di antara suami isteri karena perlakuan mertua itulah kelak menimbulkan konflik di antara suami isteri itu.
            Namun demikian, bagaimanapun juga mertua adalah ayah atau ibu sendiri. Sudah tentu tidak ada orang lain tempatnya bergantung kecuali anak dan menantunya sendiri. Tidak ada orang lain yang mau mencukupi keperluannya sebelum masuk ke liang kubur selain dari anak dan menantunya. Demikian juga anak dan menantu, tidak dapat memilih orang lain menjadi ayah, ibu atau mertua selain dari pada ayah, ibu atau mertua sendiri. Bukankah juga mertua itu sudah berkorban mengasuh teri kita? Darahnya jugalah yang sudah menjadi darah kita atau darah isteri kita, sedang kita sudah berpaut sedarah daging dengan isteri atau suami kita. Kalau demikian adalah kewajiban anak atau menantu untuk mengasuh mertua, apalagi kalau mertua itu sudah lanjut usia, dan kurang beralasan kalau timbul konflik rumah tangga hanya gara-gara mertua itu.
            Sudah menjadi hal yang umum kalau sang mertua kurang pertimbangan, rewel dan suka mengurusi anak atau menantunya. Barangkali pengaruh usia lanjut, pertimbangan akal yang berbeda sebab pengaruh perkembangan zaman yang sering membentuk jurang pemisah di antara angkatan dulu dan sekarang, membuat sang mertua itu rewel. Masalah serupa ini harus dipahami anak dan menantu. Dan disini pulalah suami isteri memerlukan toleransi tinggi, baik di antara mereka maupun terhadap mertua itu.

Sikap Mertua

            Kalau masih dapat di pertahankan, sebaiknyalah orangtua atau mertua tinggal terpisah dari anak atau menantunya. Tinggal terpisah dari anak atau menantu akan menghindarkan keretakan yang lebih parah di antara keluarga anaknya, dan juga untuk menjauhkan diri agar jangan turut mencampuri persoalan keluarga yang mungkin timbul dalam rumah tangga anak itu.
            Betapa banyak timbul persoalan rumah tangga hanya gara-gara sang orang tua atau mertua turut mengurusi rumah tangga anaknya. Untuk menghidarkan itulah orang tua atau mertua harus menyadari sampai dimana ia dapat mencampuri rumah tangga anaknya. Sebaiknya jangan menguasai anak atau menantu, harus begini, harus begitu, dan seterusnya. Sikap menguasai sangat tidak disukai anak atau menantu.
            Si mertua harus sadar kalau anaknya sudah menikah, sudah membentuk rumah tangga sendiri, dan sudah berpaut dengan isteri atau suaminya, dan telah memisahkan diri dari tanggung jawab orang tua atau mertua. Ia harus pula menyadari bahwa dirinya yang sudah lanjut usia itu sudah tiba pada titik kulminasi hidup, dan tidak lama lagi akan meninggalkan dunia ini, sedangkan anaknya atau menantunya sedang memulai hidup baru yang harus di tempuhnya dengan pergumulan untuk mencapai sukses demi kelanjutan hidupnya, hidup isteri dan anak-anaknya. Oleh sebab itulah ia harus memberi tanggung jawab moril untuk mendorong anak atau menantu itu maju ke depan dalam karirnya. Disamping itu ia harus pula sadar bahwa ia sekarang sedang menggantungkan hidup kepada keluarga anaknya sebelum ia masuk ke liang kubur.
            Bagi ibu-ibu mertua yang terpaksa hidup bersama anak atau menantu sebaiknya tetap bersikap kalem. Janganlah mereka rewel, suka mengeritik dan cemburu melihat hidup keluarga anaknya. Biarlah mereka dengan senang hati mengasuh cucu-cucunya sementara anak atau menantunya aktif bergumul mencari nafkah. Sebaiknyalah mereka berusaha menyesuaikan diri dengan hidup keluarga anaknya.

Sikap Anak atau Menantu Terhadap Mertua

            Sudah jadi tanggung jawab dan kewajiban dalam hidup ini untuk mengurus ayah, ibu atau mertua. Dalam hal inilah sang anak atau menantu itu harus berikap baik kepada mereka. Anak atau menantu itu haruslah hormat kepada orang tua sebagaimana patutnya. Hormat kepada orang tua merupakan hukum paling besar dan patut di patuhi. Malah hukum itu sendiri berbunyi, “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu kepadamu. Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati.”
            Meskipun demikian tandasnya hukum yang menyangkut orang tua dan anak di atas, serta merta dengan konsekuensinya bila melanggarnya, namun sudah menjadi suatu hal yang tak dapat terelakkan dalam hidup ini kemungkinan timbulnya masalah dalam rumah tangga gara-gara mertua. Namun janganlah masalah mertua akan menyulitkan atau memecahkan ikatan perkawinan. Dalam hal ini perlu sekali pengertian yang dalam di antara suami dan isteri agar jangan terjerumus pada masalah-masalah yang lebih serius hanya gara-gara mertua itu. Suami isteri harus menyadari bahwa ayah atau mertua itu tidak lama lagi hidup di dunia ini karena usia mereka yang semakin menanjak memaksa mereka harus menyerah dalam hidup ini. Oleh sebab itu perlunya membuka dada lebar-lebar untuk memaafkan mereka.
            Disamping itu, sang suami haruslah bersikap fair atau adil dalam tindakan dan perbuatannya setiap hari di rumah terhadap ayah mertuanya, dan isteri bersikap loyal atau setia terhadap suami dan orang tua suaminya. Dengan kata lain, suami dan isteri harus berbuat seimbang terhadap ayah dan mertua mereka.
            Suami dan isteri haruslah tetap menyesuaikan diri satu sama lain, mengasihi satu sama lain, dan giat selalu melakukan kewajiban-kewajiban setiap hari. Dan melalui ikatan kasih itulah mendorong suami isteri itu membangun toleransi dalam rumah tangga, dan akhirnya menghimbau mereka memainkan peran anak atau menantu yang harus bertanggung jawab kepada mertua.
            Bersikap santai dalam keluarga dan bebas membicarakan masalah secara obyektif, baik yang menyangkut orang tua atau mertua, akan membuka jalan  pemecahan masalah yang rumit sekalipun. Di atas segalanya itu, kalau suami tetap mengasihi isterinya, demikian pula isteri mengasihi suaminya, maka masalah yang sukar ini akan dapat teratasi. “kasih itu sabar, kasih itu murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri dan tidak sombong.”
Baca selengkapnya Komunitas Alumni SMP Kristen-1 Medan

SUAMI ANDA SEBAGAI TEMAN HIDUP



Sudah kodratnya bahwa pria tidak sama dengan wanita. Pria tampaknya lebih agresif, lebih emosional dan lebih tegas, sedangkan wanita dalam kodratnya lebih perasa,lebih halus, lebih kalem, lebih tabah, lebih berhati-hati dalam bertindak, meskipun kadang-kadang ada wanita yang bertindak maskulin, tetapi umumnya mereka tidak banyak
            Sifat kodrati di atas erat kaitannya dengan vitalitas hidup, baik yang menyangkut kesehatan jasmani, rohani, dan social. Menurut penelitian, sifat-sifat inipun membedakan usia antara pria dan wanita. Ada sarjana mengatakan bahwa usia pria lebih pendek dari usia wanita sebagai akibat tekanan-tekanan emosionil yang dapat mengakibatkan timbulnya penyakit berbahaya.
            Pendapat di atas sangat masuk akal. Coba perhatikan seorang suami, lebih sibuk, lebih giat menekuni tugasnya untuk meningkatkan karier, dan lebih sedikit waktunya hidup santai. Tampaknya suami-suami yang sibuk setiap hari kurang mempertimbangkan kesehatannya sendiri. Sementara mereka sibuk mengejar cita-cita, kadang-kadang lupa makan, kurang tidur, kurang istirahat dan senantiasa di gerogoti emosi yang meluap-luap. Tidak heran melihat suami yang terlalu sibuk bekerja, ia lebih sering mengalami tekanan kejiwaan, merasa gelisah, lelah pikiran, dan banyak di antara mereka kemudian menderita penyakit borok usus, serangan jantung ataupun pendarahan otak. Belakangan ini, oleh para sarjana mengatakan bahwa manusia yang meninggal adalah sebagai akibat keteledoran mereka sendiri. Seolah-olah orang-orang itu sengaja membunuh diri mereka sendiri.
            Jadi isteri-isteri yang cukup bijaksana tidak mau membiarkan suaminya lebih dahulu masuk dalam liang kubur. Usaha dan perhatian yang sungguh terhadap suami itu dapat menolong memperpanjang usia suami itu. Apakah yang patut itu?

Berhati-hati Mengeritik

            Betapa banyak isteri pada masa kini kurang menyadari kekurangan-kekurangannya sebagai seorang isteri. Betapa banyak suami yang menderita tekanan-tekanan hidup hanya karena isterinya bertindak tidak keruan, rewel dan selalu mengeritik tanpa alasan-alasan yang pasti. Barangkali suami yang kurang sehat, lalu tidak sedia mengurusi keperluan anak-anak di rumah atau karena sibuk menyelesaikan tugas, sibuk memikirkan sesuatu masalah yang menyangkut pekerjaannya, dan tampak sedang bergumul dalam pikirannya, tidak tepat kalau tiba-tiba disemprot oleh isteri oleh kata-kata kecaman, “Suami yang tidak mengerti beban isteri.”
            Sifat-sifat isteri suka rewel sangat tidak disukai suami. Sang suami yang sibuk itu tidak akan merasa enak kalau terus isterinya ngomong terus gara-gara kekurangan atau kelalaian suaminya. Ia tidak suka kalau isterinya mengeritik sifat-sifatnya, atau membanding-bandingkan denga sifat orang lain, ataupun dengan sifat orang tua suami itu. Sekali-kali tak patut sang isteri bersikap sombong dengan berkata: “Kalau aku menyediakan makanan sedap, baru kau tampak senang.” Atau “Kalau kita makan direstoran, baru tampak gembira.
            Perkataan-perkataan seperti itu sangat menyakiti sang suami. Sang suami merasa dirinya seperti anak yang senang kalau sudah kenyang. Sifat-sifat suami yang rakus, suka makan banyak, dan senang lauk-pauk yang pedas, tidak baik pula diomong-omongkan, atau menjadi sifat suami yang sering diulang-ulangi kalau terjadi perang mulut di antara mereka. Kalau ada sifat-sifat suami yang kurang disenangi, jauh lebih baik diperbincangkan pada saat yang tepat, pada saat suami tampak santai dan riang.
            Isteri yang rewel dan suka mengeritik dapat membunuh suaminya secara tidak langsung. Kata-kata pedas, cemoohan, kritikan yang diberikan kepada suami sangat membebani pikirannya, sehingga emosinya meluap-luap, dan membuat ia menderita beban berat, dan akhirnya menderita sakit usus, darah tinggi atau radang otak.
            Isteri yang bijaksana sebaiknyalah menghadapi suaminya denga tenang. Sekali-kali janganlah mengomeli suami dengan semberono. Dr. Reuben berkata, “Nagging destroys morale and produces fatigue.” Artinya, “Comelan menghancurkan moril atau semangat hidup dan menimbulkan kelelahan pikiran.”

Jangan Menjadi Seorang Jenderal yang Hanya Duduk di Belakang Meja

            Isteri yang cakap selalu berusaha memperhatikan kesulitan-kesulitan suaminya. Ia tetap menunjukkan perhatian bahwa ia memahami masalah-masalah suami itu, dan tetap siap turut membantunya. Isteri tipe demikian tidak bertindak seperti hakim atau jenderal yang hanya memerintah saja dari belakang meja, dengan perkataan, “Saya katakan harus begini.” Sebaiknyalah sang isteri menunjukkan sikapnya yang tetap mengasihi suami, bukan atas dasar materi, tetapi atas nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki suami itu.
            Berusahalah memperkembang niat masing-masing. Sang suami merasa senang kalau isterinya menghargai minat suaminya. Barangkali sang isteri sudi mendampingi suami itu pada waktu sedang memperkembang minatnya itu, misalnya berolah-raga. Sekali-kali sang isterilah yang mengajak suami pergi pesiar ke kota, dan makan di restoran.

Menolong Suami Menjadi Ayah

            Sang isteri yang bijaksana harus berusaha meyakinkan suami pada tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. Betapa banyak suami zaman modern ini, oleh karena kesibukannya setiap hari, lupa menunaikan kewajibannya membangun rumah tangga bahagia. Disini sang isteri harus berperan, dengan mengajak sang suami bersantai, berkumpul bersama anak, dan memperhatikan keperluan anak-anak itu. Barangkali untuk menghilangkan rasa lelah pikiran, baik juga sang isteri mengajak suami bertamasya ke luar kota bersama anak. Untuk mengingatkan pada romantika perkawinan, atau untuk mengenangkan masa muda dahulu,baik juga sang isteri mengajak suaminya bertamasya berdua. Pada ketika itulah dapat dibicarakan dengan leluasa apa tanggung jawab suami, bagaimana kewajibannya terhadap isteri dan anak-anaknya.

Pelajari Cita-cita dan Keperluan Suami

Isteri sebagai orang yang paling dekat kepada suami haruslah mendorong suaminya mencapai cita-citanya. Dorongan moril, ataupun materil haruslah diberikan untuk mencapai cita-cita itu. Segala keperluan-keperluan dalam pelaksanaan hendak mencapai tujuan harus pula dimaklumi sang isteri.
            Cita rasa suami, baik dalam hal pakaian, selera makan, kegiatan-kegiatan olah-raga dan social harus disesuaikan dengan keperluan. Untuk menyenangkan suami dalam hal makan, sediakanlah makanan yang digemarinya. Untuk menyenangkan hatinya dalam hal pakaian dan warna pakaian, belilah pakaian yang disenanginya. Pernah sekali seorang suami berkata kepada isterinya, “Tidak cocok pakaian ini kau pakai ke pesta itu.” Tetapi isterinya berkeras harus mengenakan pakaiannya yang kurang digemari suaminya. Apa yang terjadi? Selama pesta tidak terdapat hubungan intim di antara suami isteri itu. Sang suami merasa kurang enak dalam pesta itu gara-gara isterinya tidak mau menuruti selera suaminya.
            Dalam hal makan, ada orang mengatakan: Kalau anda berhasil memikat hati suami dengan makanan yang disenanginya, pada saat itu anda akan berhasil meminta apa saja yang anda perlukan dari suami itu.

Menjadi Seorang Pendengar yang Baik

            Isteri-isteri yang baik akan selalu berusaha memupuk dalam dirinya sifat suka mendengar. Dengan penuh perhatian, pasanglah telinga mendengar pendapat dan saran-saran suami nyonya. Sementara ia mengemukakan pendapatnya, jangan sekali-kali dipotong. Komunikasi yang lancar di antara suami isteri dapat terpupuk baik apabila sang isteri tetap mau menjadi pendengar yang baik.
            Sementara suami isteri menerima tamu di rumah, hindarkan cara-cara yang tidak menuruti etiket. Sang isteri tidak baik terlalu banyak bicara, apalagi tamu itu seorang pria. Sikap kalem dan berhati-hati dalam pembicaraan sangat disenangi suami.

Diambil dari Buku: Rumah Tangga & Kesehatan
Tahun: 1979
Di Rilis dari Penulis Pertama: E.H. Tambunan
Baca selengkapnya Komunitas Alumni SMP Kristen-1 Medan

Senin, 21 Maret 2011

cara menemukan teman yang memblokir di akun facebook

Salam kenal dari Si Newbie..
Seminggu yang lalu saya ketemu teman yang dah lama nggak jumpa sejak SD di salah satu warnet di kota saya, ternyata dia adalah sebagai Owner-nya..(wah hebat juga dia).
Kami banyak berbincang-bincang tentang masa SD dulu yang masih ingusan (heheheh), sampe ke perjalanan kisah pahit manisnya dia selama membuka usaha yang di gelutinya sampe sekarang.
Nah, langsung ke intinya aja...
Saya ( Nama Samaran ) : "Cok, aku curiga dengan akun facebook ku.?"
Ucok ( Nama Samaran ) : "curiga kek mana.?? Di hack orang ya.??"
Saya : "Bukan..."
Ucok : "Jadi..!!!!"
Saya : "Aku punya pariban yang udah lama jadi teman di facebook, tapi kok belakangan ni aku nggak bisa liat statusnya lagi.... bahkan akunnya pun ga bisa aku cari di daftar pencarian..!!! Apa facebooknya udah di tutupnya.??"
Ucok : "Oooo... bisa jadi Boy, banyak hal yang terjadi kalo keadaan seperti itu.."
Saya : "Tolong kasi tau la caranya supaya aku tau kok bisa gitu.."
Ucok : "Kau cari aja di Google yang namanya atau klik Greasemonkey, trus kau klik aja kotak yang bertuliskan Add to firefox..nanti ada informasi seperti gambar ini 


Gambar 1.klik yang bertanda warna merah tersebut.

                                                    Gambar 2. klik yang bertanda merah

tunggu sampai penginstalan selesai, lalu klik restart firefox..."
Saya : "Trus udah bisa di coba ya.??"
Ucok : "Blom..!!!! ada satu lagi yang harus di instal.."
Saya : "Apa lagi..??"
Ucok : "Nah ini dia yang paling penting, kau harus cari di Google yang namanya atau klik Unfriend Finder, trus klik instal, dan ikuti petunjuknya.." Dah selesai deh..
Saya : "Wahh, mantap juga kau yang coy... makasih banyak lah atas informasinya ya.."
Ucok : "Ahh, biasa aja... aku juga tau dari paman Google...hehehhehe..!!!

NB : Pastikan kamu menggunakan browser mozilla firefox ya..!!!!
Baca selengkapnya Komunitas Alumni SMP Kristen-1 Medan

Jumat, 18 Maret 2011

Informasi tentang Kristen

Salam Damai bagi kita semua....
Saya mencoba untuk mengembangkan beberapa hal informasi kepada para pembaca yang ada di Indonesia, namun pertama sekali saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kristus Tuhan yang masih memberikan saya waktu untuk berbagi informasi khususnya kepada umat Kristiani yang berada di seluruh Indonesia.
 Saya hanya dapat memberikan beberapa Link yang mungkin bermanfaat untuk diketahui
  1. http://hki-dame-bandung.blog.friendster.com/2008/07/daftar-alamat-gereja-gereja-anggota-pgi/ 
  2. http://forumkristen.com/komunitas/ 
  3. http://cwsgading.com/2009/05/05/perkembangan-agama-kristen-dalam-sejarah/ 
  4. http://www.sabda.org/sejarah/artikel/agama_kristen_orang_barat.htm 
  5. http://kristologi.forumandco.com/t75-asal-usul-agama-kristen-mengenal-bibel 
 Nah, masih banyak lagi yang tidak dapat saya berikan kepada pembaca, namun tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Terima kasih.



Baca selengkapnya Komunitas Alumni SMP Kristen-1 Medan

Jumat, 11 Maret 2011

Salam Sejahtera dalam Kristus Tuhan bagi kita semua...
Teman-teman Alumni SMP Kristen-1 Medan tahun 1995 dan para senioritas lainnya, Tuhan selalu beserta kita selalu dan diberikan umur yang panjang.

Blog ini saya buat untuk menyatukan kita dalam kasih sehingga tak memisahkan kita dari jarak dan waktu. 

Untuk membahas hal yang bersangkutan dengan Reuni, Pernikahan, Kabar Duka Cita sering dibahas oleh para anggota, pengurus dan pendiri suatu komunitas yang diberi nama Nas1 Community dari teman-teman se-angkatan(1995) dan juga para senioritas lainnya.

Temen-temen bisa juga gabung di Nas1 Community yang dapat di temui disini

Ada juga beberapa komunitas atau Group Kristen-1 Medan lainnya yang dibuat oleh para alumni senior atau teman lainnya, namun itu merupakan hal yang baik juga bagi kita semua para alumni.
Baca selengkapnya Komunitas Alumni SMP Kristen-1 Medan